Assalamualaikum, Wr, Wb Apa kabar kalian semua ? Mudah - mudahan kabar kalian semua selalu dalam keadaan sehat walafiat, aammiinn.
Baiklah pada kesempatan kali ini kami akan melakukan sharing kepada kalian semua tentang Ohm, mudah - mudahan penjelasan ini dapat membantu kalian semua untuk dapat materi selanjutnya.
1. Prinsip hukum ohm dan hubungan rangkaian dalam kelistrikan sepeda motor
Hukum Ohm adalah Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (U) dan Hambatan (R).
Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :
"Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (U) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)".
Untuk lebih memahami hukum Ohm tersebut dilakukan percobaan berikut ini
Uji 1
Hubungan tegangan dengan kuat arus pada tahanan konstan
Kesimpulan :
Kuat arus akan semakin besar, jika tegangan yang diberikan semakin besar (pada tahanan tetap).
Kuat arus berbanding lurus terhadap tegangan
Uji 2
Hubungan tahanan dengan kuat arus pada tegangan konstan
Kesimpulan :
Kuat arus akan semakin kecil, jika tahanan yang dilewati semakin besar (pada tegangan tetap).
Kuat arus berbanding terbalik terhadap tahanan
Penurunan Hukum Ohm
Uji 1
Kuat arus berbanding lurus dengan besar tegangan
Uji 2
Kuat arus berbanding terbalik dengan besar tahanan
Kesimpulan :
I = U/R (Hukum Ohm) kuat arus
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan
Penguraian rumus – rumus Hukum Ohm
Dengan pertolongan segitiga dapat menghitung salah satu besaran listrik, jika kedua besaran yang lain sudah diketahui.
Pembuktian Hukum Ohm
Sample 1
Pembuktian
Hukum Ohm Sample 1
Hitunglah besar tegangan
U = I x R = 1 x 20 = 20 V
Hasil kontrol dengan voltmeter : Hasil pengukuran = Hasil perhitungan
Sample 2
Hitunglah kuat arus
Hasil kontrol dengan Ampermeter :
I Pengukuran = 0,2A (Sama dengan hasil perhitungan)
Sample 3
Lepaskan tahanan dari sumber tegangan pada saat pengukuran tahanan Hasil kontrol dengan
Ohmmeter:
R pengukuran = 30 Ohm ( sama dengan hasil perhitungan ).
Hubungan rangkaian dalam kelistrikan
Update :
Hubungan Seri
Dua tahanan atau lebih yang dirangkaikan berurutan atau berderet disebut
Hubunqan Seri
Uji 1 Besar arus
Lampu 1 = 3 Watt, Lampu 2 = 21 Watt Hasil pengukuran : It = 0,20 A
I1 = 0,20 A
I2 = 0,20 A
Diperoleh :
Tahanan – tahanan yang dirangkaikan secara seri dialiri oleh arus yang sama Besar arus tidak berubah-ubah di dalam rangkaian seri
I total = I1 = I2 = . . . . . = In
Uji 2 : Besar Tegangan
L1 = 22 W
L2 = 3W
Hasil pengukuran : U1 = 0,2 Volt
U2 = 12,3 Volt
U tot = 12,5 Volt
Diperoleh :
Tegangan total hubungan seri adalah jumlah setiap tegangan pada tahanan – tahanan
U tot = U1 + U2 + . . . . . . . . . + Un
Hubungan Paralel
Dua atau lebih tahanan dirangkaikan berdampingan pada tegangan yang sama, maka rangkaian ini disebut Hubungan pararel.
Uji 1 : Besar tegangan
Hasil pengukuran : U1 = 12 volt
U2 = 12 volt
U3 = 12 volt
Ut = 12 volt
Diperoleh :U1 = U2 = U3 = Ut
Kesimpulan : Hubungan pararel terletak pada tegangan yang sama pada setiap cabang.
Uji 2 : Besar arus
L1,2,3 = 8 Watt
Hasil pengukuran : I1 = 0,55 A
I2 = 0,55 A
I3 = 0,55 A
It = 1,65 A
Diperoleh : I1 + I2 + I3 = It
Kesimpulan : Jumlah arus masuk = jumlah arus keluar
Hubungan paralel terdiri dari berbagai arus cabang.
Semua arus cabang bersumber dari arus utama, dan arus keluar kembali pada jepitan tertutup
Uji 3 : Besar tahanan
Hasil pengukuran : R1 = 50 Ohm
R2 = 100 Ohm
R3 = 150 Ohm
Kesimpulan : Tahanan total lebih kecil dari tahanan yang terkecil dari masing – masing tahanan.
Perhitungan Rt berdasarkan Hukum Ohm.
0 Comments